Semua Ajaran Kebaikan Berasal dari Islam

Foto: Irfan Mashudi

KABARPESANTREN.ID—Tulisan ini bukan cocokologi perihal muasal adanya ajaran kebaikan dari agama yang lain. Sekalipun penulis menduga dan mengonfirmasi adanya kesamaan data tersebut. Tulisan ini sekadar upaya untuk memperkokoh keimanan kita terhadap ajaran Islam.

Setiap agama mengajarkan kebaikan. Secara teologis atau pun secara esoteris. Agama Hindu, Budha, Kristen, Yahudi, sama-sama mengajarkan kebaikan. Meskipun, pada praktiknya, mengalami deviasi  dari spirit aslinya. Mari kita bedah bersama.

Bacaan Lainnya

Benarkah Nabi Ibrahim Adalah Brahma?

Dalam agama Hindu, Dewa Brahma merupakan sosok yang dituhankan. Konon, sosok Brahma ini adalah Nabi Ibrahim As—bapak tauhid/monoteisme dan tasawuf. Berkaca dari kisahnya yang mempunyai istri Sara-isvati. Persis seperti istri Nabi Ibrahim yang bernama Siti Sarah.

Secara geografis pun tampak memungkinkan. Nabi Ibrahim memiliki pengaruh sampai ke wilayah Shindu, yakni India. Nabi Ibrahim berasal dari suku Ur di kota Babilon, Mesopotamia kuno, sekarang Irak. Sejumlah sumber menyebutkan, suku Ur berkembang menjadi Urian, Aryan atau Arya. Karenanya, Hitler yang dikenal dengan kelompok Nazi-nya, bangga dengan suku Arya-nya. Bahkan bangsa Persia pun disebut sebagai Arya dan mengaku sebagai turunan Hazrat Ibrahim dari Ur.

Tidak mengherankan bila Zoroaster—agama Majusi—yang berasal dari bangsa Persia, memiliki pesan-pesan tauhid yang sangat kuat dalam kitab-kitabnya. Berdasarkan beberapa sumber, dalam ajaran Zoroastrianisme, hanya ada satu Tuhan yang universal dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda, yang berarti yang maha bijaksana. Mereka juga percaya konsep hari kebangkitan—eskatologi. Meskipun pada praktiknya, terjadi penyimpangan karena sifat monisme dan teofani yang menuntut keberadaan tuhan harus dengan wujudnya.

Dalam litelatur kitab agama Hindu pun, dikatakan bahwa: Bahkan api tak dapat menyentuh rambut sang Brahma. Persis seperti kisah Nabi Ibrahim yang tidak dapat dibakar oleh raja Namrud.

Karenanya, di setiap bacaan selawat yang dikhususkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya pada duduk tasyahud ketika salat, selalu diiringi dengan selawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Semata-mata dikarenakan hanya Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad-lah yang pengajarannya bersifat universal ditujukan untuk seluruh umat (QS. al-A’raf: 158, QS. Saba: 28). Menjadi bapak semua bangsa: Khalilullah untuk Nabi Ibrahim As. dan habibullah untuk Nabi Muhammad Saw.

Siapakah Buddha dalam Islam?

Buddha merupakan sebutan bagi seseorang yang telah memperoleh pencerahan batin yang sempurna. Konon, sang Buddha yang dikenal sebagai guru suci bagi umat Budha tidak lain adalah sosok Nabi Zulkifli As. yang dalam al-Qur`an disebut sebagai nabi yang memiliki kesabaran yang luar biasa. Sama halnya dengan konsep Buddhism yang mengajarkan kesabaran.

Menurut Abul Kalam Azad—seorang urdhu scholar—dalam bahasa Arab, Zulkifli sendiri bermakna orang yang berasal dari Kifl. Sedangkan Kifl itu sendiri, merupakan nama Arab untuk Kapila yang merupakan singkatan dari Kapilavastu—yang merupakan tempat tinggal masa kecil Buddha Gautama.

Terdapat beberapa analisis dari sejarawan, khususnya dari Dr. Alexander Berzin mengenai hal ini. Beliau menganalisis istilah yang terdapat dalam QS. at-Tin bahwa buah Zaitun melambangkan Jerusalem, Nabi Isa As. (Jesus/Al-Masih dalam Nasrani). Kemudian bukit Sinai melambangkan Nabi Musa As. dan Yahudi. Lalu, kota Mekkah menunjukkan Islam dan Nabi Muhammad Saw.

Lantas, buah pohon Tin (fig) melambangkan apa?

Para Mufasir, seperti al-Qasimi, menafsirkan pohon Tin dalam QS. al-Thin:1 tersebut dengan pohon Bodhi. Pohon tersebut disinyalir sebagai tempat Buddha mencapai pencerahan sempurna—wahyu. Dari sinilah mengapa sebagian ilmuwan Islam meyakini bahwa Buddha telah diakui sebagai nabi di dalam agama Islam.

Bahkan, dalam ajaran Buddha dikenal sosok Buddha Maitreya (berhati mulia) yang dikenal dalam agama Buddha sebagai Buddha yang akan datang. Menurut analisis beberapa cendekia, sosok tersebut adalah Nabi Muhammad Saw.

Sama halnya seperti ajaran Hindu. Dalam kitab Weda, dikenal sosok Kalki Autar yang akan menjadi Pembawa Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah) untuk menuntun seluruh dunia. Menurut ramalan Hindu, Kalki Autar akan lahir di sebuah Jazeerah dan itu berada di wilayah Arab yang dikenal sebagai Jazeeratul Arab. Dugaan realistis sosok tersebut tak lain ialah Nabi Muhammad Saw.

Yesus dalam Agama Kristen

Seperti yang sudah kita tahu bersama bahwa sosok Yesus yang dituhankan umat Kristen adalah sosok Nabi Isa As. Sementara orang yang disalib, disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, tak lain adalah murid dari Nabi Isa yang diserupakan wajahnya oleh Allah Swt. yang bernama Yudas Iskariot.

Sebelum peristiwa penyaliban, Nabi Isa As. diangkat oleh Allah Swt. ke langit. Menurut Imam Hasan al-Bashri, Nabi Isa masih hidup dan nanti akan turun kembali sebelum hari kiamat.

Tuhan Agama Yahudi

Sama saja, ajaran Yahudi bermaksud ingin melanjutkan ajaran tauhid, keesaan Tuhan, yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As., Nabi Ishaq As., Nabi Ya’qub As., Nabi Musa As. dan Nabi Daud Aa. Meskipun pada akhirnya terjadi penyimpangan dan menolak risalah yang dibawa oleh Rasulullah Saw. dan memilih menyebut keyaakinan mereka dengan sebutan Agama Yahudi—judaism.

Bila dikaji secara bahasa, asal muasal istilah Yahudi berasal dari bahasa Arab, yakni haada yang ditasrif: Haada-yahuudu-haudan yang memiliki persamaan arti kata dengan taaba-yatuubu-tauban-taubatan, yang bermakna orang yang bertaubat. Ada yang mengatakan bahwa penamaan Yahudi dinisbahkan kepada salah satu dari 12 putra Nabi Yaqub, yakni Yahuda.

Umat Yahudi pun sering disebut juga umat ibrani yang berarti menyebrang. Penamaan itu tak lepas dari kronologis kedatangan mereka yang menyebrang sungai Eufrat di bawah pimpinan Nabi Ibrahim As. Di sisi lain, kerap disebut juga umat Israel yang dinisbahkan kepada nama lain dari Nabi Yaqub As. dan umatnya, yakni Bani Israil—keturunan Nabi Yaqub.

Secara teologis, kaum Yahudi memang menyembah tuhan yang satu. Namun, hingga kini, mereka masih bersilang paham mengenai siapa tuhan yang satu itu? Sebagian menyebutnya sebagai Yahweh—yang dalam tradisi Yahudi, nama tuhan tersebut tidak boleh diucapkan.

Semua Kebaikan dari Islam

Berangkat dari analisis dan asumsi yang dibangun penulis dengan bersandar pada beberapa data dan literatur yang penulis baca, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membedah hal ini. Tentu, dengan ragam data yang secara referensial lebih kokoh dan berakar.

Termasuk saat mengulas bukti sejarah yang mencatat bahwa terdapat 124.000 jumlah nabi dan 315 jumlah rasul. Sangat memungkinan para nabi dan para rasul yang tidak diketahui tersebut, telah mengajarkan ketauhidan kepada seluruh umat manusia.

Seperti Nabi Sam’un, orang barat menyebutnya Samson. Nabi Shamu`ayl disebut Samuel, Nabi Danial disebut Daniel, Nabi Uzair disebut Ezra, Nabi Syits disebut Set dan para nabi lainnya yang belum diketahui namanya.

Pada akhirnya, syukur terbesar adalah tentang nikmat iman dan nikmat Islam. Semua ajaran kebaikan di setiap agama bersumber dari wahyu Allah yang diluruskan dan disempurnakan oleh ajaran Islam. Karenanya, Islam-lah satu-satunya agama yang diterima di sisi-Nya. Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin. wa ‘alaa aali Sayyidinaa Muhammadin. (KPN/Irfan Mashudi)

 

Penulis: Irfan Mashudi, M.Ag., pengajar di Pondok Pesantren Terpadu Qoshrul Muhajirin Singaparna.