KABARPESANTREN.ID—Rasulullah Saw. pernah berdoa menginginkan hidup dalam keadaan miskin. Tentu, bukan untuk terhina, tetapi memiliki maksud lain yang mulia.
Sebuah hadis mengonfirmasi doa Rasul tersebut. Beliau bersabda, “Allahumma ahyini miskinan, wa amitni miskinan, wa ihsyurni fi zumrati al-masakina.” Hadis ini tercatat di kitab Sunan Ibnu Majah.
Rasulullah Saw. menjelaskan tentang keinginannya hidup dan wafat dalam keadaan miskin. Pun berharap dikumpulkan kelak bersama golongan orang-orang miskin.
“Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, wafatkan aku dalam keadaan miskin dan kumpulkan aku (di akhirat nanti) bersama golongan orang-orang miskin,” demikian sabda Rasul di atas.
Keinginan Rasul tersebut semata-mata karena di akhirat nanti hisab orang kaya amatlah berat. Sementara itu, orang miskin yang sabar dan taat, akan mudah melewati hisab karena tak banyak harta yang harus dipertanggungjawabkannya.
Karenanya, menjadi miskin adalah mulia asalkan sabar dan tetap taat hingga akhir hayat. Demikian dengan menjadi kaya, sama mulianya, asalkan harta yang Allah titipkan padanya, dijadikan bekal untuk beramal saleh selamanya.
Jika saat ini ditakdirkan miskin, tidak ada pilihan selain menguatkan diri untuk sabar, taat dan senantiasa bersyukur. Jangan sekali-kali berpaling dari Allah dan rugi dua kali: Di dunia miskin di akhirat melarat.
Lalu, jika ternyata ditakdirkan kaya, kuatkan pula sabar dan syukur. Jangan memunggungi Allah. Kekayaan di dunia hanya sementara, maksimalkan titipan harta untuk bekal beribadah. Jangan sampai harta itu menyeret kita menuju neraka. (KPN/Kiki Musthafa)