KABARPESANTREN.ID—Suasana lebaran masih terasa. Sekalipun berulang setiap setahunnya, momentum hari raya selalu menghadirkan kesan baru. Sesuatu yang tidak pernah usai diungkapkan dengan bahasa dan kata-kata.
Mulai dari salat ‘Id dan dilanjut sungkeman di rumah. Semua anggota keluarga mengantri, memeluk dan menciumi tangan orangtua. Ada yang melakukannya dengan begitu syahdu. Ada pula yang ingin, tetapi tampak malu-malu.
Setelah itu, nyekar ke makan keluarga yang sudah berpulang lebih dulu. Membacakan doa-doa terbaik untuk mereka di alam sana. Rasa-rasanya, di lebaran yang entah kapan mereka masih berada di sisi kita.
Lalu, mengunjungi rumah-rumah tentangga. Lebaran harus bersenyawa dengan ikhtiar meleburkan semua kesalahan dengan saling memaafkan. Lebaran harus pula leburan. Mengenyahkan semua khilaf yang pernah diperbuat.
Terakhir, tidak lengkap jika lebaran yang leburan, tidak ditutup dengan liburan. Menabung banyak kenangan baru dalam ingatan dan terarsip rapi di media sosial. Berkaca-kaca dan bergerimis mata kita saat mengintip kembali di masa-masa mendatang. (KPN/Kiki Musthafa)