Konfik Dalam Rumah Tangga? Ini Sebabnya.

Ilustrasi pasangan dalam rumah tangga.

Pertengkaran pasangan dalam rumah tangga sering berawal dari hal-hal yang sepele. Misalnya karena perbedaan kebiasaan dan selalu membanding-bandingkan dengan orang lain.

Perbedaan dan harapan dan kenyataan antara kedua belah pihak sering menjadi sumber dalam hal pertengkaran dalam rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Berikut adalah contoh-contoh situasi yang sering kali menjadi sumber konflik :

1. Pasangan yang tidak merasa terpenuhi kebutuhannya.

Salah satu prinsip dalam rumah tangga adalah saling melindungi dan melengkapi. Dalam hal pemenuhan kebutuhan terbagi dua yakni jasmani dan rohani.

Jasmani meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan sedangkan kebutuhan rohani seperti kasih sayang, perhatian, kejujuran, keterbukaan hingga kelekatan.

Bila salah satu ada beberapa kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi kesinambungan dalam rumah tangga. Maka dari itu setiap pasangan harus saling mengerti dan berkomiten untuk saling memenuhi kebutuhan.

2. Hubungan yang tidak setara.

Ada persepsi bahwa ketaatan seorang perempuan terhadap laki-laki adalah mutlak. Surga tergantung pada ridho suami, karena ijin suami terhadap istri adalah mutlak.

Rumah Tangga seperti sepasang sepatu, keduanya berfungsi optimal dan harmoni jika keduanya ada. Kadang Sepatu kanan ada di depan atau sebaliknya, itulah makna saling melengkapi.

Konsep saling bantu harus ada dalam rumah tangga. seperti contoh ketika istri menyiapkan makanan, maka suami mengurus anak atau membersihkan halaman.

Inilah peran peran yang harus ada dalam keluarga baru dengan konsep saling bantu dengan makna kesetaraan dan sangat bermanfaat untuk menjaga kehidupan berkeluarga tetap harmonis.

3. Perbedaan budaya

perbedaan yang menyangkut bahasa, tata cara adat, cara berpakaian, makanan dan kebiasaan.

Pasangan bisa jadi berasal dari budaya dan suku yang berbeda yang dapat menimbulkan penerimaan dan persepsi yang berbeda.

4. Peran dan Tanggung jawab

Pasangan yang baru menikah mengalami perubahan peran dan tanggungjawab. Peran dan tanggungjawab dalam keluarga bersifat dinamis.

Komunikasi dan keterbukaan dalam dinamika pembagian peran dan tanggung jawab penting dilakukan agar potensi konflik dalan kehidupan keluarga dapat dikurangi.