KABARPESANTREN.ID—Menikah adalah pembelajaran sepanjang hayat. Tak ada yang benar-benar ahli dalam hal menjalani pernikahan. Semuanya amatiran dan hanya seorang pemula.
Ahli secara teoretis mungkin tidak terhitung. Banyak kiai dan ustaz yang mengerti betul hukum dan semua hal terkait pernikahan dalam perspektif Syara’. Materi fiqh tentang pernikahan benar-benar tercatat di luar kepala.
Banyak yang paham secara teoretis, tetapi tak semuanya mampu mengamalkannya dengan baik. Kecakapan teoretis, tak menjadi garansi cakap pula dalam menyikapi masalah yang muncul dalam pernikahan.
Kehidupan pernikahan amat kompleks dan rumit. Uang yang melimpah, jabatan yang mentereng, karir yang menanjak, status sosial yang tampak terhormat, tak menjadi jaminan.
Menyatukan dua perbedaan dari dua orang yang berbeda. Wajar saja jika ada selisih pendapat. Dinamikanya demikian. Tak perlu dibuat risau. Respon dengan sabar. Saling memahami dan saling memaafkan.
Jika ada hal yang kurang dari istri, suamilah yang menjadi pelengkapnya. Jika ada yang kurang dari suami, istrilah yang berkenan melengkapinya. Tak ada yang sempurna. Jalani dengan sabar.
Istri marah, sabar. Bisa jadi suami yang salah. Suami marah, istri yang sabar. Amat mungkin istri yang salah. Melakukan kesalahan sangatlah manusiawi. Tentu, dengan beberapa catatan.
Jika itu melanggar aturan agama, saling mengingatkan karena Allah. Jika amat sangat fatal, tetap sabar dan mintalah doa dan nasihat kepada orangtua dan orang alim. Jangan mengedepankan ego dan emosi sesaat.
Pernikahan adalah ladang ibadah yang panjang. Istri bisa diingatkan suaminya untuk taat kepada Allah. Suami bisa diingatkan istrinya untuk menjadi imam dalam sujud kepada Allah. Selama-lamanya.
Tak ada pernikahan yang berjalan tanpa masalah. Menjalani pernikahan itu pahalanya besar, cobaannya pun besar. Karenanya, apa pun yang terjadi, respon dengan sabar dan senantiasa meminta petunjuk dari Allah.
Ingat, sekurang apa pun istri atau suami kita, dia adalah manusia terbaik yang Allah kirimkan untuk menjadi pelengkap dan partner ibadah kita kepada-Nya. Tidak hanya di dunia, berlanjut sampai di akhirat nanti.
Ingin mendapatkan berkah dari pernikahan? Salah satunya, kuatkan sabar. Jika sedang marah, segera istighfar dan berwudu. Jadilah yang meminta maaf terlebih dahulu. Lalu, kecup kening istri atau cium tangan suami.[]