Berat Tajahud, Inilah Solusinya!

KABARPESANTREN.ID—Ada informasi penting dari Rasulullah Saw. tentang bagaimana bangun di sepertiga malam dan melaksanakan shalat tahajud. Bukan hanya sebentar terjaga lalu tidur lagi. Bukan pula hanya sebatas mematikan alarm lalu mendengkur lagi. Penting tersampaikan karena nyaris setiap kita pernah mengalaminya. Sebelum tidur sudah niat betul ingin bangun malam. Setelah dibangunkan, tidur lagi.

Inilah penyebabnya. Dalam sebuah hadis shahih di Fath al-Bari, terjelaskan informasi penting itu. Menurut Rasulullah Saw. ketika kita akan tidur, setan mengikat tengkuk kita dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan, setan membisikkan sugesti tertentu. Tujuannya, agar kita tidak bangun. Benar-benar tidak bangun. Setan membisikinya dengan kata-kata seperti ini, “Malammu panjang, tidur sajalah, tidur!”

Bacaan Lainnya

Menarik untuk dipahami kata-kata yang dibisikkan setan tersebut. Yang dimaksud ‘alaika lailun thawilun farqud—malammu panjang, tidurlah! merujuk pada dua hal. Pertama, dibisikkan ketika kita hendak tidur. Menyugesti bahwa malam kita panjang: Nikmati sepenuhnya dengan tidur. Kedua, dibisikkan ketika kita bangun malam. Meyakinkan bahwa malam masih panjang: Bisa tidur lagi dan nanti akan bangun lagi.

Terjebak pada rutinitas yang padat. Terporsir oleh pekerjaan yang menumpuk. Terhimpit oleh beragam ambisi duniawi. Membuat malam hari menjadi sedemikian dinanti. Ingin rasanya rebahan di atas dipan. Mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Agar besok pagi bugar kembali. Siap bertempur dengan keringat dan harapan yang tidak pernah mati. Full semalaman tidur. Setan berbisik, “Malammu panjang, mending dihabiskan buat tidur!”

Selanjutnya, sudah niat pengin bangun malam. Tidur lebih awal. Agar bisa benar-benar bangun di sepertiga malam. Alarm di-setting untuk jaga-jaga. Namun, saat tiba di sepertiga malam. Terjaga dan bangun. Alarm berbunyi. Untuk melangkah ke kamar mandi. Mengambil air wudlu. Beratnya minta ampun. Kelopak mata seperti dibebani beras satu karung. Saat itulah setan berbisik, “Malammu masih panjang, tidur lagi sajalah, nanti juga bisa bangun lagi!”

Setan kurang ajar memang. Mereka punya seribu satu cara untuk menggagalkan tahajud kita. Namun, Rasulullah Saw. punya kiat khusus. Inilah informasi penting itu. Kata Rasul, di saat bangun untuk tahajud, segeralah berzikir dan paksakan ber-wudlu—untuk kemudian shalat tahajud. Niscaya, inhallat ‘uqadatun—lepas semua yang setan ikat di tengkuk kita. Ikatan dan bisikan itulah yang kerap memperdaya kita selama ini.

Matan atau teks hadisnya seperti ini, “Ya’qidu al-syaithanu ‘ala qafiyati ra`si ahadikum idza huwa nama tsalatsa ‘uqudin. Yadlribu ‘ala makani kulli ‘uqdatin: ‘Alaika lailun thawilun, farqud. Fain istaiqadha fadzakara Allaha inhallat ‘uqdatun. Fain tawadldla`a inhallat ‘uqdatun. Fain shalla inhallat ‘uqdatun. Fa`ashbaha nasyithan, thayyiba al-nafsi. Wa illa ashbaha khabitsa al-nafsi kaslana.” Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Menariknya, hadis di atas, diakhiri dengan tipologi baik-buruknya manusia: Fa`ashbaha nasyithan, thayyiba al-nafsi. Wa illa ashbaha khabitsa al-nafsi kaslana—Manusia yang baik, giat di pagi hari. Manusia yang buruk, pemalas di pagi hari. Ya, selepas tahajud, tidak tidur lagi, sampai shalat subuh. Selepas shalat subuh tidak tidur lagi, lanjut mencari ma’isyah duniawi. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.[]

 

 

Penulis: Kiki Musthafa