Belajar Kedermawanan Dari Ummul Masakin Zainab Binti Khuzaimah

gambar hanya ilustrasi

Tidak ada kebaikan yang sia-sia di dunia. Setiap apapun kebaikan yang diperbuat baik itu kebaikan materi, perilaku maupun kebaikan fisik yang dilakukan seorang mukmin di jalan Allah maka kebaikan itu akan diperhitungan oleh Allah Swt.

Orang yang menyukai kebaikan dijalan Allah, baginya puas dengan sedikit harta, tempat tinggal sederhana dan makan pun hanya sebatas menghilangkan  lapar dan minum sebatas menghilangkan haus.

Bacaan Lainnya

Yang pahit dia rasakan manis dan derita ia rasakan bahagia. Dia lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

Dialah Zainab Binti Khuzaimah yang diberi gelar Ummul Masakin atau ibunya kaum miskin.

Zainab Binti Khuzaimah lahir di Mekah sekitar 13 tahun sebelum masa kenabian. Ia memang dikenal sebagai sosok yang menyayangi orang-orang fakir dan orang-orang miskin. Ia termasuk dalam generasi awal orang yang memeluk agama Islam.

Kepasrahan dan kerelaan dia tinggikan ketika mengetahui suaminya gugur syahid dijalan Allah Swt. Dia ridha akan ketetapan takdir yang Allah tetapkan untuknya.

Dalam relung hatinya ia yakin bahwa Allah Swt akan memberikan pengganti kepadanya yang lebih baik.

Tidak terbesit sekali pun dalam hatinya bahwa dia akan di pinang oleh Rasullulah Saw. Setelah selesai masa idah, Rasul pun meminangnya dan memberikan mahar 400 dirham. Kemudian Rasul membuatkan kamar yang sederhana disamping kamar Aisyah binti Abu Bakar dan Hafsah binti Umar.

Semenjak hidup bersama Rasul, hari harinya menjadi sangat indah. Ia senantiasa mendapat petunjuk, bimbingan, ilmu dan akhlak dari Nabi Saw.

Dengan demikian bertambahlah keimanannya sehingga ia tidak mempunyai hasrat besar untuk mengejar dunia dan lebih mementingkan cara untuk mendapat keridhoan Allah Swt.

Selama kurun waktu menjalani hidup yang singkat bersama Rasul, Zainab binti Khuzaimah selalu menjaga shalat, puasa dan ibadah lainnya kepada Allah Swt.

Kehidupannya bersama Rasul tidak lama karena hanya beberapa bulan setelah menjadi istri Nabi, ia pun kembali ke pangkuan yang Maha Kuasa. Zainab binti Khuzaimah adalah istri nabi yang wafat di Madinah.

Zainab Binti Khuzaimah dimakamkan di Baqi yaitu makan khusus orang-orang spesial bagi Nabi Saw.

Ummul Masakin wafat tanpa sempat meriwayatkan apapun dari Nabi  Saw. Ibnu Al-Jauzi Mengatakan “ sejauh yang kami ketahui, tidak ada riwayat apapun yang dinisbatkan kepadanya”.

Barangkali ini disebabkan kesibukannya dengan urusan orang-orang miskin dan disamping minimnya kesempatannya untuk berada di rumah Rasulullah.