Sejarah Singkat Pesantren Khoirul Hikmah

Salah satu aktivitas atau kegiatan yang berada di Pondok Pesantren Khoirul Hikmah Desa Tengger Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis

KABARPESANTREN.ID—Pesantren Khoirul Hikmah adalah salah satu pesantren yang berada di Kabupaten Ciamis yang berdiri pada Januari 2021.

Awalnya pesantren ini mulai melakukan aktivitas kegiatan kepesantrenan di Desa Sindangbarang.

Bacaan Lainnya

Semakin hari santri yang belajar di pesantren tersebut semakin banyak mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Karena keterbatasan tempat, Kang Khoirul Anwar selaku pengasuh pondok pesantren, berinisiatif untuk mencari tempat baru.

Tempat baru ini nantinya akan menjadi sebuah kawasan untuk dijadikan kegiatan belajar para santri.

Sempat ada donatur yang siap mewakafkan tanahnya untuk pesantren, tetapi karena ada beberapa masalah hingga wakaf tersebut tidak terjadi.

Pada saat bersamaan mertua dari Kang Khoirul Anwar menawarkan tanah yang berada Desa Tengger untuk diwakafkan ke Pesantren Khoirul Hikmah.

Pada akhirnya dari tanah seluas satu hektar yang akan diwakafkan oleh mertua Kang Khoirul, kini  60 persennya sudah berstatus tanah wakaf milik yayasan pesantren.

Akhir Desember 2020, Kang Khoirul mulai membersihkan dan menata lahan tersebut.

Berbekal niat yang kuat dan hati yang tulus, pesantren memulai pembangunannya dengan modal uang sebesar 750.000 rupiah pada bulan Januari.

Sepintas tampak tidak mungkin, tetapi Kang Khoirul yakin bahwa Allah senantiasa memberi jalan bagi sesiapa yang yakin terhadap-Nya.

Kini Kang Khoirul menjabat sebagai Pembina Yayasan sekaligus juga menjadi pengasuh.

Yayasan pesantren diketuai oleh Ade Momon, Alis Suryani sebagai bendahara, Ade Marta sebagai pengawas dan Ustaz Ahmad Rifai sebagai sekretaris.

Sekarang jumlah tenaga pengajar utama sebanyak 3 orang dan terbantu oleh santri yang sudah senior.

Santri yang sudah menguasai materi mengajarkan kembali kepada santri yang belum menguasai materi.

Sorogan adalah salah satu metode yang menjadi andalan dalam pembelajaran.

Sorogan memberikan pengalaman yang berarti terhadap santri yang sudah menguasai materi minimal merasakan dinamika menjadi seorang guru. (KPN/Heri Nurdiansyah)