KABARPESANTREN.ID—Komunitas Penulis Insitut Agama Islam Cipasung (KOPI) melangsungkan acara Writing Camp #9 dan Pelantikan Kawan KOPI. Berlangsung selama dua hari di Taman Wisata Jabal Nur Cisayong (6-7/21). Sebuah ikhtiar sederhana melanjutkan estapeta tradisi menulis para ulama.
“UKM KOPI harus menjadi rahim bagi lahirnya ulama yang menulis,” ujar Asep M. Tamam M.Ag., dosen IAIC yang berkesempatan menjadi pemateri di acara tersebut. Menurutnya, menulis adalah tradisi ulama di masa lalu. Karenanya, santri, yang notebena pelanjut ulama, harus kembali menghidupkan tradisi itu.
“Mahasiswa IAIC yang notabene berstatus santri, harus dekat dengan budaya menulis. Pelantikan Kawan KOPI hari ini dan setiap tahunnya, harus menjadi alarm agar ikhtiar tersebut selalu nyala dan tidak terpadamkan,” lanjut Pak Asep yang juga tercatat sebagai pembina KOPI dan beberapa komunitas kepenulisan di Tasikmalaya.
Kiki Musthafa, founder KOPI memberikan atensi yang sejalan tentang hal itu kepada peserta pelantikan. Menurutnya, selain menjadi wadah berekspresi bagi mahasiswa IAIC dalam dunia literasi, KOPI harus melahirkan santri yang tidak hanya cakap beretorika, tetapi pula menulis dan memainkan kata-kata.
“Medan dakwah hari ini membentang luas. Akses informasi terbuka di sana-sini. Saatnya dakwah bertransformasi dari tradisi oral menuju tradisi literal. Santri harus menulis. Menyambung estapeta tradisi literasi ulama di masa lalu,” kata Kiki di sesi diskusi kepenulisan.[]