KABARPESANTREN.ID—Tahun ini mayoritas muslim di Indonesia memulai Ramadan pada tanggal yang berbeda. Perbedaan antara Muhammdiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah indikator utamanya. Muhammadiyah hari Sabtu dan NU di hari Minggu.
PP Muhammdiyah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriah pada hari Sabtu 2 April 2022. Penetapan tersebut tercatat dalam maklumat bernomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1443 Hijriah. Tertanggal 3 Februari 2021 dan ditandangani oleh Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir dan Agung Danarto selaku sekretaris.
Sementara itu, NU menetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriah sejalan dengan yang ditetapkan pemerintah. Menurut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Tsaquf, dari 53 titik pemantauan, tidak terlihat hilal di Jumat (01/02) dan berujung dengan menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari. Karenanya, tanggal 1 Ramadan jatuh pada hari Minggu tanggal 3 April.
Secara prinsipal, perbedaan penetapan tanggal 1 Ramadan disebabkan karena berbedanya mekanisme yang dipakai. Dalam hal ini, PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sementara Pemerinatah yang diwakili Kemenag RI dan PBNU memakai metode ru`yatul hilal. Dua metode yang berbeda yang memungkinkan terjadinya perbedaaan tersebut.
“Dari 101 titik pemantauan, tidak ada yang melaporkan melihat hilal. Dengan berdasarkan hisab perhitungan posisi hilal di seluruh Indonesia, sudah di atas ufuk, tetapi belum memenuhi kriteria MABIMS baru, yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” demikian ungkap Menag Yaqut Cholil Qoumas. (KPN/Kiki Musthafa).