Muhammad Sobri, Santri Yang Ingin Membahagiakan Orang Tua

Muhammad Sobri Samad, Santri Pondok Pesantren KH.Abdul Qadir Qasim Karajaang, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.

Menjadi santri merupakan kebanggaan. Betapa tidak, karena selama mondok kita akan mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga.

Selain akan menjadi penerus perjuangan dakwah, santri juga belajar untuk mengatur diri, membentuk ahlak yang baik dan mendisiplinkan diri agar menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki karakter yang unggul di masa depan.

Bacaan Lainnya

Cita Cita itu pun ia sematkan dalam diri Muhammad Sobri Samad atau Sobri panggilan akrabnya. Santri yang kini duduk di bangku sekolah kelas 7 ini mempunyai cita cita yang sangat luhur.

Sobri yang sekarang menginjak usia 12 tahun anak pertama dari 4 bersodara ini sedang menimba ilmu sebagai santri di Pondok Pesantren  KH.Abdul Qadir Qasim Karajaang, Kabupaten Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan menimba ilmu di pondok pesantren ia ingin belajar dan hafal alquran sebanyak 30 Juz.

Bukan tanpa tujuan ia belajar alquran. Ia ingin bisa membanggakan orang tuanya kelak karena dengan belajar quran ia yakin akan menjadi kebaikan bagi kedua orang tuanya baik di dunia maupun di akhirat.

Bukan hal mudah untuk memulai belajar di pondok pesantren. Sobri harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren dengan tingkat disiplin yang tinggi dan porsi belajar yang lebih dari biasanya.

Selain belajar disiplin, kerinduan terhadap rumah dan orang tua pun kadang menjadi faktor semangat belajar menurun. Namun dengan niat yang kuat untuk belajar Sobri tetap belajar dengan penuh semangat.

Tidak hanya ilmu yang Sobri dapatkan melainkan juga banyak teman. Dia bisa berinteraksi dan banyak mendapat banyak pengalaman baru dengan teman-teman yang lainnya.

Dalam hal keuangan pun Sobri menjadi lebih banyak belajar. salah satunya juga Dia harus bisa mengatur pengeluaran uang jajan yang orang tuanya berikan.

Sobri harus terbiasa dalam hal ini. Bedanya, ia bisa minta uang jajan setiap waktu saat di rumahnya.

Pada akhirnya Sobri ingin sekali hasil belajarnya selama di Pesantren bermanfaat bagi masyarakat untuk lingkungannya, lebih umunya untuk bangsa dan negara tercinta.