Minggu, 1 November 2021 Pondok Pesantren Sasana Kreatif Mandiri Sambilegi Sleman Yogyakarta menggelar acara Pengajian Akbar.
Gelaran kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Milad yang pertama Pondok Pesantren Sasana Kreatif Mandiri yang bertempat di Jl Jati Sambelangi Lor, Maguwoharjo, Depok, sleman.
Acara milad mulai pada pukul 19.00 Wib ini tentunya tetap mengikuti protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker dan mencuci tangan.
Khotmil Qur’an menjadi pembuka kegiatan yang dibawakan oleh para santriwati Pondok Pesantren Sasana Kreatif Mandiri. Suasana khidmat terasa saat doa-doa yang dipanjatkan untuk para pengkhatam alquran.
Habib Aqil Qutban memimpin Acara pembacaan Rotibul Hadad. Doa ini merupakan doa yang berisi wirid dan dzikir karangan Habib Abdullah Al-Haddad agar kampungnya selamat dari ajaran yang sesat yang melanda Hadramaut waktu itu.
Lantuan nada-nada indah bergema pada kegitan selanjutnya yakni Pembacaan maulid dan sholawat.
Habib Sayyidi Baraqbah memimpin pembacaan maulid dan sholawat barengi oleh Hadroh Elmaqosid dari Keluarga Mahasiswa Nahdatul Ulama Universitas Negeri Yogyakarta dan Hadrah Syawariqul Anwar.
Acara inti ini diisi oleh Habib Sayyidi Baraqbah mengambil tema tentang pentingnya mengamalkan akhlak Rasul.
Habib Sayyidi Baraqbah dalam ceramahnya mengajak seluruh jamaah untuk mengenalkan akhlak Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak sejak usia dini.
Hal ini sangat penting karena akhlak menjadi hal utama dalam berkhidupan. Selain itu juga mengamalan akhlak Rosul merupakan salah satu bentuk kecintaan kita terhadap Rasul.
Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan bagi umat islam sehingga perjuangan dan cita-citanya menjaga dan meneruskan perjuangan agama Islam harus kita teruskan.
Jika seseorang mampu dan konsisten dalam mengamalkan akhlak rasul maka ia akan mendapatkan jaminan kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
Menurut Rohmad Husni salah satu peserta mengatakan :”Acara bagus sekali, khususnya khotmil Qur’an santriwati yg masih umur belia. Ini menandakan bahwa penanaman cinta Qur’an sudah mulai sejak dini.
Lantunan lagu Indonesia raya menjadi penanda akhir kegiatan pengajian akbar tersebut.