Belajar dari Greenwood

Foto: republika.co.id

KABARPESANTREN.ID—Namanya Mason Greenwood. Berusia 20 tahun dengan gaji milyaran rupiah per pekan. Permainan cepat dan tajam, membuat pengamat bola dunia memprediksi karirnya akan gemilang dan menjadi bintang besar di masa depan.

Fans Manchester United di Indonesia memanggilnya si kayu ijo. Merujuk pada namanya, Green dan Wood. Belakangan ia bermasalah dengan seniornya, sang mega bintang, Cristiano Ronaldo. Katanya, di balik bakat besarnya, ia adalah anak muda yang egois saat bermain di lapangan.

Bacaan Lainnya

Masalah yang lebih besar dari itu mengemuka pekan lalu. Herriet Robson, pacar si kayu ijo, mengepos video dan foto yang mengindikasikan pemain bernomor punggung 11 itu melakukan kekerasan terhadapnya. Lini masa media sosial pun meledak di saat yang sama. Publik meresponnya dengan begitu cepat dan tanpa ampun.

Greater Manchester Police (GMP) sempat menahannya beberapa waktu dan membebaskannya dengan jaminan—selama penyelidikan berlangsung. Pihak klub merespon dengan tidak mengizinkan si kayu ijo berlatih dan mengikuti pertandingan. Jika terbukti bersalah, penjara menantinya dan pemecatan dari klub harus diterimanya.

Terbaru, Gareth Southgate, pelatih timnas Inggris menyatakan telah menutup rapat pintu timnas baginya. Mimpi tampil di Piala Dunia 2022 ikut karam di saat bersamaan. Lalu, Manchester United pun menarik semua merchandise tentangnya di website dan toko online klub. Sialnya lagi, Nike pun siap memutus kontrak dengannya.

Buram sudah masa depan si kayu ijo. Secara sosial ia terhukum begitu berat. Lini masa media sosial penuh dengan hujatan fans. Sebagian dari mereka meluapkan kebencian dengan membakar jersey berpunggungkan namanya. Secara finansial ia runtuh dan jatuh. Karirnya hancur di saat hendak menuju puncak.

Nasib tak sejalan dengan perjuangannya. Bayangkan, sejak belia Greenwood jatuh-bangun di akademi Manchester United. Ole Gunnar Solkjaer mempromosikannya masuk ke tim senior dan tampil menjanjikan di bawah racikan Ralf Rangnick. Kini, kerja kerasnya bertahun-tahun itu hancur karena kesalahan sesaat.

Jatuhnya Greenwood adalah ‘ibrah bagi siapa pun yang ingin bercermin. Sesiapa yang tidak bersyukur ketika Allah melimpahinya nikmat yang besar, mudah bagi Allah meruntuhkannya di saat yang singkat. Mungkin suatu saat ia bisa bangkit lagi, tetapi butuh waktu yang tak sebentar. (KPN/Kiki Musthafa)

Penulis: Kiki Musthafa