Tips Mudah Agar Istiqomah

Ilustrasi: bola.com

KABARPESANTREN.ID—Ramadan sudah nyaris habis. Namun, ada beberapa hal yang bisa didapat untuk mempertahankan enegri di penghujung bulan suci. Tulisan ini disarikan ulang dari tulisan Ustadz Arafat. Semoga menjadi inspirasi buat kita semua.

Beliau menuliskan ada beberapa jurus yang bisa kita lakukan agar kita tidak kehilangan energi di penghujung ramadhan ini. Yah, agar ramadhan menjadi bulan pengampuan buat diri kita yang berlumur dosa ini.

Bacaan Lainnya

Pertama : Jurus Malu

Inilah yang harus kita tanamkan dalam diri ketika hati mulai menjauh dari Allah. Mungkin pernah melihat seorang lelaki muslim di siang hari bulan ramadhan tanpa malu masih menyeruput kopi. Inilah contoh jika sifat malu sudah hilang dari seseorang.

Maka walau bagaimanapun. Pertahankan rasa malu dalam diri kita. Jika malas untuk pergi Tarawih maka jangan habiskan waktu untuk jalan jalan di mall. Kalo kita malas untuk buka Al Quran maka janga terlalu banyak buka tiktok. Malu.

Kedua : Jurus Ubah

Bulan Ramadhan adalah momentum untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Meskipun kita tidak bisa berubah total 100%. Maka minimal ada kebiasan kebiasan baik yang kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Berusaha untuk meninggalkan kebiasan kebiasan yang tidak baik.

Sekecil apapun perubahan dalam diri kita. Patut kita apresiasi. Kalau dulu ketika mendengar adzan masih cuek. Maka Ubahlah sedikit demi sedikit untuk menjawab adzan. Nanti lama kelamaan akan segera datang ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah.

Ketiga : Jurus Daripada

Ingat, amalan itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Idealnya bisa tahajud pada sepertiga malam. Maka jika belum bisa tahajud di waktu tersebut. Maka tak mengapa tahajud sepuluh menit sebelum masuk waktu subuh.

Jika belum mampu untuk membaca Al Qur’an satu juz setiap hari. Maka dari pada tidak sama sekali maka bacalah beberapa ayat Al Qur’an setiap hari. Jangan pernah berlalu satu hari tanpa menyentuh Al Qur’an.

Jika belum bisa sedekah dalam jumlah besar. Maka sekecil apapun sedekah itu tetap sedekah. Dari pada tidak sedekah sama sekali.

Keempat :  Jurus Akui Saja

Iblis di masa lalu adalah hamba Allah yang sangat taat. Hanya saja ia tidak mau sujud kepada Nabi Adam AS. Ia merasa banyak amal dan lebih baik dari pada nabi Adam AS. Maka Celakalah Iblis.

Dalam kondisi teredah seperti ini. Maka manafaakan untuk terbiasa menjadi pribadi yang mengakui kelemahan diri. Akui saja di hadapan Allah bahwa kita ini hamba yang berlumur dosa.

Ada doa yang sangat bagus sekali yang diajakan seorang ulama :

“Duhai Allah, seadainya Engkau hanya menyayangi hamba yang taat, lalu kemana kami orang oran yang lalai ini mau mengadu? Bila Engkau hanya menyayangi hamba yang banyak amalnya, lalu kemana kami orang orang yang lengah ini mau berharap?

Kelima : Jurus Husnuzhon

Jadilah orang yang selalu berbaik sangka dengan orang orang mukmin. Meskipun kita belum mampu seperti mereka. Minimal kita berharap dan berdoa agar termasuk golongan orang orang yang berserah diri kepada Allah.

Bayangkan jika kaum muslimin itu seperti jeruk manis dan kita hanya seperti jerus asam. Namun jika jeruk asam ini di tengah tengah jeruk manis. Tentu akan terjual juga oleh orang orang yang membeli buah.

Demikianlah Allah membeli diri kita dengan Surga. Yaitu dengan kita dengan berada di tengah tengah kaum muslimin. Jangan melepaskan diri dari rombongan mereka.

Semoga jurus mudah ini membantu bagi kita semua. Mohon doakan saya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik sebagaimana ia bisa mengubah diri Anda. Amin. (KPN)

 

Penulis: Akhri Rabbani, M.Ag., alumni Univ. Al-Azhar Kairo, penikmat tadabbur Al-Quran.