KABARPESANTREN.ID—Khatmil Qur`an telah menjadi rutinitas harian santri di Pesantren Al-Idhhar Manonjaya Tasikmalaya. Dua kali dalam sehari, sehabis subuh dan selepas magrib. Seluruh santri mengkhatamkan Al-Qur`an di masjid. Satu santri, membaca satu juz.
“Rutinitas harian khatmil Qur`an ini, semata-mata sebagai zikir dan doa. Sehabis subuh adalah waktu memulai hari dan sehabis magrib adalah waktu penghujung dan penutup hari. Dengan khatmil Qur`an, semoga semua aktivitas mengaji santri dimudahkan, bibarkati khatmil Qur`an,” ucap Lu`lu` Abdullah Afifi, M.Ag., salah satu pengajar di Pesantren Al-Idhhar yang notabene seorang hafiz.
Selain mengkhatamkan Al-Qur`an dua kali dalam sehari, setiap Jumat pagi hingga sore hari, keluarga pesantren bergiliran melaksanakan semaan. Istilah semaan merujuk pada membaca Al-Qur`an hingga khatam tanpa melihat mushaf. Disimak secara langsung oleh santri atau jamaah yang lain. Khusus di Pesantren Al-Idhhar, semaan dibaca langsung oleh putra-putri pimpinan pesantren yang notabene hafiz dan hafizah.
Pesantren Al-Idhhar, didirikan oleh KH. Mimin Muhaemin pada tahun 1984. Tidak seperti mayoritas pesantren yang mulai bermigrasi pada pola pendidikan modern, Pesantren Al-Idhhar tetap konsisten mempertahankan pola dan metodologi tradisional dalam pengajarannya. Fokus pada dua program: Pendalaman kitab kuning dan tahfiz Al-Qur`an.[]