Yang Terunggul di Muka Bumi

Ilustrasi: iden.web.id

KABARPESANTREN.ID—Maksudnya adalah tentang amalan terbaik dalam Islam. Dalam beberapa keterangan hadis—tentang amalan terbaik—banyak tersampaikan melalui redaksi berikut: Ayyul a’mali khairun, ayyul a’mali afdlalu atau afdlalul a’mal. Pada beberapa hadis, amalan-amalan terbaik dan terunggul itu, ternyata berbeda-beda. Hal itu, semata-mata, untuk menegaskan betapa amalan termaksud memiliki urgensi yang cukup kuat dalam kehidupan seorang muslim.

Salah satunya adalah hadis yang membicarakan tiga amalan terunggul yang menghimpun keutamaan ilmu, esensi jihad dan urusan muamalat seseorang. Sabda Rasulullah Saw, “Afdlalul a’mali fi dhahril ardli tsalatsatun: Thalabul ‘ilmi, wal-jihadu, wal-kasbu minal halali—tiga amalan terunggul di atas muka bumi: Mencari ilmu, berjihad dan mencari kehidupan dunia dengan cara yang halal.” Ketiga amalan ibadah ini tentulah saling berpaut satu sama lain.

Bacaan Lainnya

Pertama, mencari ilmu. Ditempatkan sebagai yang pertama. Paling krusial dan urgen. Amat menentukan dan amatlah penting. Ilmu adalah kunci sempurna-tidaknya, diterima-ditolaknya, amalan ibadah seseorang. Ibadah tanpa ilmu seperti ritualitas yang tanpa makna dan jejak. Tidak akan berdampak apa-apa. Saking pentingnya mencari ilmu, Rasul mengategorikannya sebagai salah satu dari tiga amalan terbaik di permukaan bumi.

Kedua, jihad. Narasi tentang jihad identik dengan amalan yang berat dan besar. Namun, senyatanya jihad dapat dilakukan di kehidupan sehari-hari. Amat intim dan begitu dekat dengan aktivitas keseharian seseorang. Berjuang mencari nafkah untuk keluarga adalah jihad. Belajar dan mengajar di sekolah, madrasah, kampus pesantren dan lembaga pendidikan lainnya adalah jihad. Menolong orang lain yang sedang kesusahan adalah jihad. Berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama adalah jihad.

Ketiga, mencari harta halal. Bekerja dengan cara yang halal dan untuk mendapatkan harta halal adalah sebuah kewajiban. Menafkahi keluarga agar fisik dan mental mereka sehat sehingga bisa beribadah dengan baik adalah tanggung jawab yang tak bisa ditinggalkan. Karenanya, proses kasab—mencari harta halal tersebut—terkategorikan sebagai amalan terbaik. Dengan harta halal, ibadah menjadi mudah, segalanya menjadi berkah.

Fathalibul ‘ilmi habibullahi, wal-mujahidu waliyullahi, wal-kasbu minal-halali karimun ‘alallahi—maka seorang pencari ilmu adalah kekasih Allah, seorang yang berjihad adalah kekasih Allah dan mencari harta halal adalah amalan mulia menurut Allah,” lanjut Rasulullah Saw. Status pengamal dari tiga amalan terunggul di atas sebagai kekasih Allah dan mulia menurut Allah, mengindikasikan bahwa fadlilah dari tiga amalan termaksud adalah besar.

Tersebab ilmu, derajat seseorang menjadi luhur. Terhormat di hadapan manusia dan istimewa di hadapan Allah. Tersebab jihad, hidup seseorang menjadi bermakna dan penuh arti. Tersebab mencari harta halal, keberkahan rezeki akan mengalir henti. Ketiganya saling berpaut. Mencari ilmu dan harta halal adalah bagian dari jihad. Sementara itu, jihad pun harus berbekal ilmu dan harta yang halal. Itulah kenapa ketiganya diklaim Rasul sebagai amalan terunggul di atas permukaan bumi. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. (KPN/Kiki Musthafa)