KABARPESANTREN.ID—Sekalipun berstatus ma’shum—terjaga dari berbuat dosa dan maksiat—Rasul senantiasa beristigfar setiap hari. Abu Hurairah radliya Allahu ‘anhu meriwayatkan sebuah hadis yang mengonfirmasi hal itu.
“Inni la`astaghfiru Allaha wa atubu ilaihi fi al-yaumi mi`ata marratin—sesungguhnya aku beristigfar kepada Allah dan bertaubat 100 kali setiap harinya,” sabda Rasul yang terarsip dalam kitab Sunan Ibnu Majah.
Jaminan surga dan terjaganya Rasul dari berbuat dosa, tak membuat Rasul abai dari memohon ampunan kepada Allah. Dengan sepenuh kerendahan hati dan rasa cinta, Rasul langitkan istigfar setiap hari tanpa jeda.
Bagi umat Rasul, hadis di atas harus terbaca sebagai peringatan. Rasul yang tergaransi selamat dari tersentuh dosa, berkenan melirihkan istigfar 100 kali setiap hari. Umat Rasul yang tak dapat jaminan tersebut, idealnya, bertistigfar lebih dari itu.
Karenanya, tertamparlah sesiapa yang lalai meminta ampunan dan merasa baik-baik saja saat berpaling dari Allah. Manusia pilihan yang namanya tercatat di dinding ‘Arsy saja beristigfar, kenapa kita tidak? (KPN/Kiki Musthafa)