Keutamaan Hari Jumat

KABARPESANTREN.ID—Idealnya, ketika toa masjid sudah bersuara. Mengumumkan perihal salat Jumat. Semua aktivitas muamalah sejenak berhenti. Pekerjaan sebentar rehat. Jual beli ditunda dulu. Apa pun itu terkait dengan urusan duniawi. Hentikan sementara waktu. Fokus untuk beribadah. Jangan ditunda-tunda. Segera bersiap-siap berangkat ke masjid untuk berjamaah salat Jumat.

Penjelasan Alquran tentang meninggalkan urusan dunia. Sementara saja. Ketika masjid mengabarkan pelaksaan salat Jumat. Disampaikan melalui frasa wadzaru al-ba’i—dan tinggalkanlah aktivitas jual beli. Namun, dalam konteks yang lebih luas, frasa tersebut mewakili semua aktivitas muamalah. Perkara keduniaan. Bersifat materialistik. Harus ditinggalkan dan beralih fokus pada beribadah.

Bacaan Lainnya

Tersebab itulah. Perintah meninggalkan aktivitas keduniaan termaksud. Diawali dengan perintah untuk berzikir kepada Allah melalui frasa fas’au ila dzikrillah—maka bergegaskan berzikir kepada Allah. Dalam hal ini, dzikir merupakan representasi dari semua amalan ibadah. Baik itu ibadah mahdlah, seperti salat, baca Alquran dan lainnya. Baik pula ibadah ghair mahdlah. Ini yang kadang luput.

Ibadah ghair mahdlah yang tersirat dalam frasa fas’au ila dzikrillah, salah satunya, adalah sedekah. Karenanya, bersedekah di hari Jumat amat dianjurkan. Hal itu merupakan bagian dari implementasi perintah dzikir menjelang salat Jumat. Karenanya, setelah melaksanakan beberapa amalan sunnah. Bergegas ke masjid. Sisihkan sebagian uang. Sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.

Hari Jumat adalah tuannya hari—sayyidul ayyam. Salat Jumat hukumnya wajib. Jika ditinggalkan tanpa uzur syar’i, tentulah berdosa. “Man taraka jum’atan mutawaliyatin la tuqbalu syahadatuhu—sesiapa yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut, tidaklah akan diterima syahadat-nya,” sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadis.

Karenanya, sesiapa yang sehat badannya. Tidak ada hujan lebat. Tidak ada madarat yang mengancam jiwa. Akses ke masjid Jumatnya aman. Namun, dengan sengaja meninggalkan salat Jumat. Ia berdosa. Hukum salat Jumat adalah fardu ‘ain—wajib individual. Setiap muslim yang berakal sehat dan sudah mencapai usia baligh, wajib melaksanakan salat Jumat. Raih semua keutamaan amal di hari Jumat.

Keutamaan hari Jumat amatlah besar. Sabda Rasul, “Man ightasala yaumal Jum’ati kufirat ‘anhu dzunubahu—sesiapa yang mandi di hari Jumat, dosa-dosanya dihapus oleh Allah.” Lalu, “wa idza masya ilal Jum’ati kataba Allahu ta’ala lahu bikulli khutwatin ‘ibadata ‘isyrina sanatan—dan ketika berjalan untuk salat Jumat, Allah mencatat setiap langkahnya dengan ibadah 20 tahun.”

Terakhir, “Faidza shallal Jum’ata ujira bi’amali mi`atai sanatin—maka apabila melaksanakan salat Jumat, ia akan diberi pahala dengan amalan ibadah 200 tahun.” Saking pentingnya salat Jumat. Saking mulianya hari Jumat. Jika Jumat ini belum maksimal. Jumat depan semoga dapat beribadah dengan total. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. (KPN/Kiki Musthafa)