KABARPESANTREN.ID—Judul tulisan ini tidak dalam konteks menganggap semua masalah enteng dan tidak perlu dihadapi dengan serius. Sama sekali bukan. Tentu saja, semua masalah harus dihadapi dengan serius. Jangan main-main. Masalah bisa jadi cobaan. Amat mungkin teguran. Sudah pasti adalah pembelajaran hidup bagi mereka yang berkenan bercermin dan menggali hikmah di dalamnya.
Semua urusan dunia, berulang kali ditegaskan Allah dalam Al-Qur`an, hanya main-main. Namun, bukan untuk dipermainkan dan dijalani dengan cara main-main juga. Harus direspon secara serius, diniati ibadah karena Allah. Jika diniati untuk mengejar sesuatu hal lain terkait urusan dunia itu sendiri, jangan-jangan kita sedang dikendalikan hawa nafsu. Jika diniati ibadah karena Allah, dapat diselesaikan alhamdulillah, belum terselesaikan, ya, sudah, ikhtiar lagi.
Anggap saja semuanya mudah, jalani dengan penuh rasa gembira dan pahami bahwa semua yang terjadi disebabkan skenario Allah—yang dirancang sedemikan sistematis oleh-Nya agar kita mendapatkan hal terbaik. Berbaik sangka saja kepada Allah. Semuanya urusan dunia adalah hal mudah dan kecil, yang sulit dan besar adalah persoalan akhirat kita—yang sialnya persoalan akhirat pun ditentukan oleh baik-burunya kita di dunia.
Karenanya, sekali lagi, sekalipun mudah dan kecil, urusan dunia tetap harus dijalani serius—orientasinya untuk bekal di akhirat. Semisal, di masa pandemi—sekalipun sudah berangsur mereda—akses ekonomi dan kondisi finansial kita berada pada fase yang tak begitu bagus dibanding sebelum pandemi tiba. Jalani penuh syukur dan tetap serius. Anggap saja semua itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan shalat kita. Masihkah tepat waktu? Tetapkah berjamaah?
Pekerjaan kita tersendat-sendat, jualan dan bisnis kita porak-poranda. Tak menemukan kejelasan dan nyaris bangkrut. Anggap saja semua itu mudah, yang sulit adalah apakah kita masih semangat berikhtiar lagi karena Allah dan berdoa lagi dengan tulus? Jalani saja, jangan sampai stres. Urusan duniawi kecil, yang besar adalah urusan akhirat. Jalani saja sesuai yang Allah inginkan: Cari dengan cara yang halal, rajin-rajin bersedekah, pupuk empati terhadap sesama.
Urusan kantor kita acak-akan. Atasan yang ucapan dan sikapnya tak mengenakkan. Ah, anggap saja mudah dan hanya urusan kecil, yang sulit dan besar adalah mempertahankan silaturahmi kita dengan semua orang—termasuk orang yang zalim dan tidak menyukai kita. Allah mengirimi kita orang-orang yang gak enak, semata untuk menguji kesabaran kita. Lewati dengan mudah. Jawab dengan senantiasa taat kepada Allah dengan merespon baik keburukan orang lain.
Tetangga kita memfitnah dan hasud kepada kita. Ah, anggap saja mudah hanya urusan gak penting, yang berat adalah menyadari bahwa semua fitnah dari pihak lain untuk kita, bisa jadi ada sebab yang ternyata berasal dari diri kita sendiri. Mungkin kita pernah melakukan kesalahan sehinga fitnah itu muncul. Tanpa kita sadari. Orang hasud dengan apa yang kita peroleh? Bisa jadi karena komunikasi kita buruk dengannya yang membuatnya membenci kita.
Anggap saja semua mudah, yang sulit adalah mempertahankan hubungan baik kita dengan Allah. Semua mudah dan kecil, yang sulit dan besar adalah apakah anak dan istri kita shalat-nya, ibadahnya, dan ilmunya sudah bagus dan cukup? Mereka akan menuntut kita di akhirat jika ditelantarkan ketika hidup di dunia. Silakan cari contoh lainnya. Anggap semua urusan dunia itu mudah, senyumin aja, yang berat adalah urusan akhirat kita. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.[]